Cerita ini adalah cerita yang diperoleh dari Internet di negara Laos tentang seseorang ibu yang konon kembali untuk mencari anaknya…
Peristiwanya berlangsung pada tante saya, Tante Mai. Beliau yaitu kakak Ibu saya. Nah kisahnya terjadinya ketika dahulu sekali. Saat itu, Tante Mai, yaitu anak tertua di kampung saat itu. Usianya 17 th., serta belum menikah. Anak-anak kecil pada dekat dengannya.
Nah, saat itu ada seseorang anak kecil, laki, yang baru berumur 6 th.. Tante Mai menjaganya siang serta malam lantaran orangtua anak itu sehari-hari berkelahi serta bahkan juga hingga berlangsung kekerasan fisik. Di daerah situ serta di jaman itu, cerai yaitu suatu hal yang begitu memalukan. Orang lebih pilih mati dari pada cerai. Kurang lebih seperti tersebut keadaan waktu itu.
Nah, satu malam, si anak kecil ini mendadak datang ke depan pintu tempat tinggal keluarga ibu saya. Anak malang itu gemetaran. Tante Mai segera mengajaknya masuk serta menghangatkan badan anak itu. Sang anak narasi orangtuanya berkelahi semalaman, namun mendadak jadi sunyi. Waktu dia cermati, nyatanya cuma dia seseorang diri dirumah.
Mungkin saja saya mesti katakan bila tempat tinggal kampung di Laos pada jaman itu tidak dari tembok bata serta semen. Mungkin saja lebih tepatnya dimaksud gubuk, dengan dinding dari batang pisang serta atap dari jerami serta daun kering. Jadi bila ada pertikaian, tentu tetangga-tetangga bakal dapat mendengarkannya. Mungkin saja lantaran telah punya kebiasaan dengan keributan itu mereka biarkan.
Tante Mai, mengajak supaya si bocah ini menginap disini saja, baru pulang di esok harinya. Orang-tua bocah ini dapat pastinya tahu bila anaknya bila tak dirumah, bermakna ada dirumah keluarga Tante Mai. Soalnya memanglah kebanyakan orang tahu, Tante Mai yang menjaganya sampai kini. Jadi demikianlah, si bocah itu menginap dirumah keluarga mamaku.
Esok harinya, nyatanya orangtua si bocah belum juga datang. Tante Mai juga gagasan mengantar bocah ke tempat tinggalnya. Saat disapa, tak ada yang menyahut. Lantaran tak ada siapa-siapa yang buka pintu, pada akhirnya Tante Mai mengambil keputusan mengajak si bocah kembali pada ke tempat tinggal keluarganya.
Malam tiba, serta Tante Mai mendengar nada dari anak si bocah itu. Fikirnya mungkin saja orangtuanya telah balik, Tante Mai cepat-cepat ajak si anak pergi ke tempat tinggalnya lagi. Kesempatan ini Mai segera buka pintu. Serta alangkah terkejutnya lantaran di depannya yaitu bapak si bocah dengan wanita. Wanita lain.
Terasa begitu malu serta bersalah lantaran ada orang dirumah Tante Mai mohon maaf sekian kali serta menerangkan bila dia menginginkan mengantar bocah itu kembali pada tempat tinggal.
Hari bertukar minggu. Beberapa masyarakat kampung, tak ada yang lihat ibu sang anak itu. Yang ada yaitu wanita lain dirumah. Kata sang bapak bocah itu, ibunya minggat dari tempat tinggal. Di cari dimanapun tak diketemukan. Sudah pasti masyarakat disana kurang yakin. Jadi isu juga menebar, kalau mungkin saja ibu sang anak itu telah dibunuh. Tetapi mereka tak ada buktinya.
Wanita asing yang berbarengan bapak bocah itu terakhir jadi istri bapak, yang automatis juga ibu tiri sang bocah. Tante Mai agak cemas bocah itu sedih tak lihat ibunya. Tetapi anehnya sang bocah itu tetaplah bebrapa umum saja. Dia tak sedih maupun menangis seperti anak kecil yang kehilangan ibu.
Satu hari Tante Mai menjemput si anak dari tempat tinggalnya. Dia melambaikan tangannya ke arah ayahnya yang tengah lihat ke arah lain. Lantas dia lari keluar penuh riang. Tante Mai juga ajukan pertanyaan apa yang membuatnya suka hari ini. Si bocah tersenyum katakan ibunya bakal membawanya dari sini.
Tante Mai terang bingung. Ibunya tak pernah diketemukan sejak paling akhir ia mendobrak pintu masuk tempat tinggal. “Emang dimana ibumu? ”
Si bocah juga menjawab polos, “Ayah begitu sayang ibu saat ini. Sehari-hari dia menanggung ibu di punggungnya. ”
Tante Mai cuma dapat ternganga mendengar penjelasan anak berusia 6 th. itu. Tidaklah sampai di situ, si anak lanjut, “Coba saksikan saja mereka berdua. ” sembari menunjuk ke ayahnya yang berdiri sendirian. Tante Mai cuma lihat bapak sang anak tengah membelakangi mereka, menghadap istri barunya yang tengah memasak. Tak tampak sang ibu sekalipun.
Akhir narasi dari Tante Mai, si bocah itu wafat dunia. Beberapa orang katakan dia wafat lantaran terserang penyakit. Terlebih keadaan kampung saat itu memanglah serba kekurangan jadi tak mengherankan bila dia tidak tertolong. Namun menurut Tante Mai sendiri, dia lebih yakin sang ibu datang mengambil sang anak dari ayahnya yang parah…
Menurut budaya suku Hmong (satu diantara suku di Laos), bila anak kecil yang gigi susu depannya belum tanggal, jadi dia bakal dapat lihat makhluk halus. Diprediksikan giginya belum tanggal, si bocah dapat lihat arwah ibunya yang ada di punggung ayahnya.
0 Komentar