Jika anda berminat mempelajari suatu keilmuan, sebaiknya anda memulai dari jenis keilmuan yang menjadi interest anda, dimulai dari yang paling mudah dulu, walaupun kelihatannya remeh. Sesudah bisa menguasai dasar dan intisari keilmuannya barulah kemudian meningkat ke yang lebih tinggi. Walaupun kelihatannya remeh tetapi nantinya anda bisa mengevaluasi diri, dulu bisa apa, sekarang sudah bisa apa. Yang sekarang anda bisa, apakah dulu juga sudah bisa. Dari situ akan bisa diketahui peningkatan dan kualitas keilmuan yang sudah anda jalani.
Masing-masing jenis keilmuan, baik kanuragan, kebatinan, spiritual, maupun ilmu gaib dan ilmu khodam, sebenarnya jika dirangkaikan akan saling terkait satu dengan lainnya dan keilmuan yang satu dapat dirangkap atau dikombinasikan dengan keilmuan yang lain, sehingga hasilnya akan menjadi lebih baik, dibandingkan jika keilmuan itu hanya berdiri sendiri-sendiri. Karena itu sebaiknya kita jangan hanya terpaku pada satu jenis keilmuan saja, karena sebenarnya bisa juga dikombinasikan dengan jenis keilmuan yang lain, dan bisa juga dikombinasikan dengan belajar dari sumber lain supaya keilmuan kita menjadi lebih baik. Tetapi juga jangan semua jenis ilmu dijalani sekaligus, jangan sampai penguasaannya malah ngambang, sehingga tidak ada bidang ilmu yang benar-benar dikuasai dan menjadi keahlian.Seseorang yang menekuni olah beladiri kekuatan ilmunya akan bertambah berlipat-lipat puluhan atau ratusan kali setelah dilambari dengan kekuatan tenaga dalam. Yang telah memiliki tenaga dalam,ilmunya juga akan berlipat-lipat bila dilambari dengan kekuatan kebatinan dan spiritual, atau dilambari dengan ilmu gaib dan ilmu khodam. Karena itu, biasanya pada penguasaan tingkat lanjut, seseorang memperdalam kekuatan keilmuannya tidak lagi melulu dengan olah gerak dan pernafasan, tetapi banyak melakukan laku tirakat, semadi, meditasi atau bahkan tapa brata.
Di bawah ini ada beberapa masukan dan uraian singkat mengenai keilmuan batin, dan tentang tatacara dan sikap mempelajarinya.
Puasa dalam rangka laku prihatin tidak sama dengan puasa untuk tujuan ngelmu batin.
Puasa dalam rangka laku prihatin tujuannya untuk menahan diri, menjauhi perilaku hidup bersenang-senang, supaya hidup keberkahan
Puasa ngelmu tujuannya :
1. Untuk memenuhi persyaratan suatu ilmu (bersifat keharusan).
2. Memperkuat batin / niat batin. Puasa adalah makanan jiwa. Dengan berpuasa itu seseorang dengan
niat batinnya mengendalikan kemauan duniawinya, sehingga batin / sukmanya mempunyai kekuatan
lebih. Orang-orang yang sudah terbiasa berpuasa akan memiliki kekuatan dan kekerasan batin yang
lebih dibandingkan yang tidak pernah berpuasa. Ilmu batin yang dilandasi dengan kekuatan batin dan
sugesti yang kuat hasilnya akan lebih dibanding yang tidak dilandasi kekuatan batin yang kuat.
3. Orang yang sukmanya kuat, akan ada banyak mahluk gaib yang juga kuat yang ingin untuk bergabung
dengannya, dan banyak mahluk gaib yang kekuatannya rendah yang ingin jadi pengikut. Kalau orang itu
juga mempunyai ilmu khodam, maka kelimuannya akan kuat karena khodamnya bukan gaib abal-abal.
4. Berpuasa sambil menyepi akan dapat lebih cepat membangkitkan kemampuan batin dan spiritual
pribadi dan akan banyak memperoleh ilham / wangsit. Kalau sudah menguasai aspek olah rasa,
olah batin dan spiritual, walaupun hanya sedikit, orang akan lebih mudah mempelajari ilmu apa saja,
karena akan lebih mengerti latar belakang aspek keilmuannya. Bahkan bisa juga menciptakan ilmu-ilmu
baru tanpa harus berguru. Walaupun tidak tahu mantra atau bacaan amalannya, asal tahu cara kerja
ilmunya, seseorang juga bisa mengetrapkan suatu jenis ilmu dengan caranya sendiri.
Biasanya orang-orang yang berguru ilmu akan banyak diarahkan untuk menjalankan tradisi ilmu.
Penekanannya ada pada jurus-jurus, amalan-amalan, tradisi tirakat dan sesaji, puasa, dsb, sehingga
ilmunya tidak berkembang dan akan sangat bergantung pada ajaran gurunya.
Kemampuan melihat gaib ada beberapa cara :
1. Melihat dengan cakra mata ketiga (cakra di tengah 2 alis mata).
Dengan cara ini kita bisa melihat mahluk halus dengan cukup jelas. Tetapi karena cakra energi ini adalah
bagian dari fisik manusia, maka kemampuannya terbatas, biasanya hanya dapat untuk melihat mahluk
halus tingkat rendah saja. Apalagi setelah mampu melihat gaib biasanya orangnya sudah merasa puas,
sukmanya tidak dilatih supaya lebih kuat dan tidak melatih batin supaya lebih tajam.
2. Melihat secara batin, adalah melihat gaib dengan mengandalkan kepekaan rasa / batin.
Kalau tidak kuat lama berfokus pada kepekaan batin, seringkali yang kelihatan hanyalah gambaran gaib
sekelebatan-sekelebatan saja, dan untuk mendapatkan informasi gambaran gaib yang lengkap banyak
mengandalkan bisikan wangsit / ilham dari sedulur papatnya. Tetapi jika kemampuan ini dapat dilatih
menjadi lebih sempurna, dengan cara ini orang juga dapat melihat sosok-sosok gaib berdimensi tinggi.
3. Melihat secara roh memiliki peluang yang lebih luas untuk dikembangkan.
Dengan melihat secara roh kita dapat melihat dengan roh pancer kita saja, atau melihat gaib dengan
menerima penglihatan dari roh sedulur papat, atau kedua-duanya. Bila cara ini ditekuni akan bisa
mengantar ke tingkatan spiritual yang tidak terhingga dan bisa sampai pada aspek pengetahuan gaib
berdimensi tinggi.
0 Komentar