Malam ini saya tengah merayakan ultahku dengan cara elegan. Walaupun cuma 23 orang yang datang namun sudah
cukup banyak bukan? Saya memperoleh sangat banyak hadiah. Lantas mendadak saja lampu mati sendiri. Situasi jadi hitam pekat, bahkan juga cahaya bln. juga tidak cukup untuk menerangi tempat tinggal ini.
“Ayah bakal mengecek saklar” teriak bapak sembari menyenterku. Sesudah sebagian menit bapak sekalipun belum tampak. Tidak berniat mobil melalui serta sinarnya melewat ke sini. Saya terperanjat lantaran ada makhluk berjubah
tengah ada di dekat hadiah. Selang beberapa saat lampu nyala lagi serta semuanya bersorak. Saya shock,
sepanjang acara saya cuma bungkam pikirkan siapa jubah tadi?
Tidak merasa telah jam 01. 00 malam. Rekan-rekan telah pulang mulai sejak tadi serta saya selekasnya buka bebrapa hadiah di kamarku. Banyak hadiah yang menarik serta bagus bagus. Lantas hadiah paling akhir, berupa persegi panjang berwarna merah darah. Sesudah kubuka nyatanya isinya
satu boneka menyeramkan.
Pakaiannya berwarna merah, mukanya seperti menyeringai, bibirnya merah darah, matanya berwarna biru, tangannya berwarna kuning kunyit serta ada goresan- goresan pisau sedang kakinya tidak terlihat
lantaran kecil. Saya mengecek dari siapa hadiah itu.
Sesudah mengecek semuanya hadiah nyatanya ini tak ada nama pengirimnya. Semuanya hadiah nya juga sejumlah 24,
harusnya 23. Saya bergidik lantas kembali tutup kotak itu serta menaruhnya di kolong kasur. Saya juga selekasnya naik ke kasur serta tertidur.
Saya terbangun lantaran rasakan ada yang menggigit keras jari kakiku. Kulihat jam weker, masihlah jam 2 awal hari.
“jangan iseng lah ma.. ” gumamku. Namun lagi-lagi ada yang menarik kakiku. Saya terbangun serta lihat siapa itu. Saya terperanjat lantaran tak ada siapa saja di sana. Lantaran shock berat, pada akhirnya saya pingsan. Saya kembali terbangun
lantaran rasakan nyeri di tanganku. Tetapi saat ini telah jam 7 pagi. Bibi masuk ke kamar, tak tahu kenapa
ia terperanjat waktu melihatku.
“Non, apa yang berlangsung dengan non? Nyonya.. Aden.. ” teriak bibi histeris. Ke-2 orantuaku serta satu kakak ku
hampiri ku serta terperanjat.
“Anakku,kamu mengapa nak? ” bertanya ibu. Saya mengerutkan dahi. “Emang saya mengapa ma? ” tanyaku heran.
Bibi memberi kaca besar dengan tangan gemetar. Saya lihat ke kaca serta.. Terperanjat. Di bayangan itu bukanlah saya tetapi boneka tadi, tetapi sepantaran ku. Bagaimana ini?
Mendadak ada bisikan gaib ditelingaku “Selamat, permintaanmu telah terkabul”. Saya tercengang serta menangis. Saat ini saya tahu, tadi malam waktu ingin meniup lilin saya memohon supaya wajahku muda kembali seperti anak kecil. Serta saat ini sudah terkabul. Wajahku jadi seperti anak kecil, begitu anak kecil. Saya sudah salah pilih permintaan.
0 Komentar